Katolik dan juga Kristen merupakan 2 buah agama yang memiliki banyak kesamaan. Hal ini disebabkan karena agama tersebut bersumber pada kitab yang sama oleh karena itu sebagian besar aturannya juga sama. Akan tetapi ada sedikit perbedaan mengenai masalah perceraian dalam katolik. Dalam agama Katolik sebuah pernikahan bisa dibilang benar-benar tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Mengapa? Hal ini disebabkan karena proses perceraian dalam agama Katolik yang benar-benar sulit untuk dilakukan yang nantinya menyebabkan penambahan biaya ketika pasangan menikah ingin mengakhiri hubungan mereka. Hal inilah yang menyebabkan banyak pasangan Katolik tidak pernah menyelesaikan masalah pernikahan mereka secara agama. Lebih banyak pasangan Katolik yang hanya melakukan perceraian dengan menggunakan hukum saja.
Sulitnya bercerai dalam agama Katolik pada masa lalu
Dalam Alkitab dijelaskan bahwa apa yang dipersatukan oleh Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Hal ini merupakan hal yang dipegang teguh oleh pemeluk agama Katolik selama ini. Akan tetapi hal ini menjadi salah satu hal yang menyulitkan bagi pasangan yang memang sudah tidak bisa bersama lagi. Kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan dan perzinaan merupakan hal yang sangat buruk dan menyebabkan korban merasa menderita. Jika hal ini terjadi maka perceraian menjadi jalan yang paling baik bukan? Sayangnya dahulu dalam Katolik perceraian menjadi salah satu hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam sebuah perceraian harus dilakukan 2 sidang besar gereja yang harus dilakukan di pusat agama Katolik yaitu di Vatikan.
Perceraian dalam katolik masa kini
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perceraian dalam agama Katolik merupakan hal yang sulit untuk dijalankan di masa lalu. Akan tetapi mulai tahun 2014 yang lalu Paus Fransiscus yang merupakan pemimpin tertinggi agama Katolik membangun sebuah tim ahli yang akan membantu memudahkan proses atau perkara perceraian dalam katolik. Dalam agama Katolik yang dulu harus menjalankan 2 sidang ketika akan melakukan perceraian, kini mereka hanya perlu melakukan 1 sidang saja sehingga lebih memudahkan bagi mereka yang benar-benar ingin menyelesaikan hubungan antara dirinya dengan pasangannya. Bukan hanya itu, kebijakan dalam agama Katolik yang di canangkan oleh Paus Fransiscus ini juga memperbolehkan uskup mengabulkan perceraian dalam Katolik secara langsung jika diminta. Hal ini merupakan salah satu hal yang baru dan memudahkan bagi pasangan yang benar-benar di rasa tidak bisa melanjutkan hubungan bersama.
Meski perceraian dalam katolik saat ini sudah lebih mudah untuk dilakukan, tapi kembali pada tujuan awal dalam pernikahan. Dalam janji pernikahan disebutkan bahwa pasangan yang menikah akan setia menemani di kala sedih dikala senang dikala sehat dan di kala sakit. Janji ini tepat dilaksanakan di depan Allah sehingga tidak boleh dilakukan tanpa pikir panjang. Pernikahan harus di pikirkan dengan baik tidak boleh asal memilih pasangan hanya karena mudahnya melakukan perceraian saat ini. Bukan hanya itu saja, ketika dalam sebuah pernikahan sudah dianugerahi anak, pasangan yang menikah sudah sewajarnya mengesampingkan keegoisannya karena dalam perceraian pasangan menikah mungkin akan mendapatkan kelegaan tapi mereka akan membuat kondisi mental anak menjadi terganggu. Oleh karena itu pastikan ketika anda bercerai anak anda tetap mendapatkan kasih sayang dan juga perhatian sama seperti ketika anda masih menikah. Ada banyak contoh pasangan yang meski bercerai tapi anaknya masih bahagia. Oleh karena itu jangan sampai perceraian dalam katolik ya ng anda lakukan membuat buah hati anda menjadi korban.